Wednesday, October 24, 2012

Faktor yang Mempengaruhi Kadaluarsa Obat


Faktor yang Mempengaruhi Kadaluarsa Obat


Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pengobatan, peredaan, pencegahan atau dignosa suatu penyakit serta dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis dalam tubuh (hormon, vitamin D) atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
Terapi pengobatan bertujuan untuk tercapainya ’therapeutic outcome’ yaitu peningkatan kualitas hidup pasien dengan risiko seminimal mungkin. Namun,terdapat risiko yang berkaitan dengan penggunaan obat baik yang diketahui ataupun tidak. Kejadian atau bahaya yang dihasilkan dari risiko tersebut didefinisikan sebagai ‘drug misadventure’, dalam hal ini termasuk ’medication error’. Menurut National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Preventing (NCCMERP), ’medication error’ adalah pemakaian obat yang tidak tepat dan menimbulkan kerugian pada pasien, walaupun pengobatan tersebut berada dalam pengawasan profesional kesehatan, pasien dan konsumen. Hal ini menjadi masalah di seluruh dunia yang terjadi sebagi akibat dari kesalahan manusia atau lemahnya sistem yang ada.
Terkait dengan permasalahan ini, pemakaian obat kadaluarsa merupakan salah satu bentuk dari ’medication error’. Kadaluarsa obat didefinisikan sebagai berakhirnya batas aktif dari obat yang memungkinkan obat menjadi kurang aktif atau menjadi toksik (beracun). Penggunaan obat kadaluarsa (’deteriorated drug error’) dapat mengancam keselamatan jiwa, mengacaukan diagnosa penyakit, menimbulkan/meningkatkan kasus resistensi (untuk antibiotik) dan meningkatkan biaya pengobatan. Hal ini sebenarnya merupakan hal yang tidak perlu terjadi, bila setiap petugas medis menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman akan pentingnya pengetahuan perihal kadaluarsa obat, baik oleh dokter, perawat, maupun pasien.
Definisi Kadaluarsa Obat
Kadaluarsa obat adalah berakhirnya batas aktif dari obat yang memungkinkan obat menjadi kurang aktif atau menjadi toksik (beracun). Kadaluarsa obat juga diartikan sebagai batas waktu dimana produsen obat menyatakan bahwa suatu produk dijamin stabil dan mengandung kadar zat sesuai dengan yang tercantum dalam kemasannya pada penyimpanan sesuai dengan anjuran. Dalam penggunaan obat dikenal istilah ’medication error’, yaitu pemakaian obat yang tidak tepat dan menimbulkan kerugian pada pasien, walaupun pengobatan tersebut berada dalam pengawasan profesional kesehatan, pasien dan konsumen. Salah satu komponen penting dalam ’medication error’ adalah ’deteriorated drug error’, yaitu penggunaan obat yang telah kadaluarsa atau integritas secara fisik dan kimia telah menurun.
Tanda-tanda Kadaluarsa Obat
Dalam praktik sehari-hari, tentu saja tidak mungkin dilakukan uji identifikasi dan kadar untuk menentukan apakah suatu obat sudah mengalami kadaluarsa atau belum. Namun, dapat dilakukan pemeriksaan secara organoleptis meliputi :
  1. adanya perubahan warna (lihat tabel 1) atau ada noda/bintik,
  2. adanya perubahan fisika yang meliputi perubahan bentuk (obat pecah/retak, tumbuh kristal atau lembab/basah dan terlihat lunak), bila berupa sirup/suspensi bila obat dikocok tidak tercampur (memadat), menjadi keruh, terbentuk endapan atau munculnya gas, terjadi pemecahan emulsi ataupun caking suspensi.
Tabel 1 Contoh obat/golongan obat dan warna yang dihasilkan
Obat/Golongan Obat Warna yang dihasilkan
Antasida, golongan Al(OH)3 Keputih-putihan/bercak putih
Antraquinon Kecoklatan
Antibiotik oral Abu-abu kehijauan
Antikoagulan Pink sampai merah atau hitam
Garam bismuth Hitam kehijauan
Charcoal Hitam
Garam ferro Hitam
Indometacin Hijau
NSAID Pink sampai merah atau hitam
Rifampin Merah-oranye
Asam salisilat Pink sampai merah atau hitam
Mekanisme Terjadinya Kadaluarsa Obat
a. Peruraian secara kimia
1. solvolisis
Dekomposisi molekul obat secara solvolisis melibatkan gugusan fungsional yang dimiliki obat dan pelarut yang ada. Secara umum, reaksi solvolisis yang dialami obat adalah adanya gugus karbonil seperti ester, lakton dan laktam. Contohnya : peruraian aspirin dalam air menjadi asam salisilat dan asam asetat atau peruraian procaine dalam air menjadi paraamino benzoic acid dan dietiletanol amine. Obat-obat lain yang juga cenderung mengalami hidrolisis adalah cocain, atropin, meclafenoxate, barbiturate, sulfacetamide dan roritetracycline.
2. oksidasi-reduksi
Obat yang mengalami dekomposisi secara oksidasi adalah steroid, vitamin, antibiotik dan epinefrin.
3. fotolisis
Sinar matahari dapat mengakibatkan degradasi molekul obat. Contoh molekul oabt yang mengalami fotolisis adalah Na-Nitroprussid. Umumnya, fotolisis melalui proses oksidasi yang diawali oleh cahaya, tetapi tidak selamanya berlangsung melalui proses oksidasi, tetapi dapat juga melalui iradiasi atau penambahan molekul pelarut.
4. dehidrasi
Peristiwa dehidrasi diawali dengan pembentukan ikatan rangkap.Contoh molekul obat yang mengalami dehidrasi adalah tetracyclin. Pada dehidrasi secara fisika, seperti pada theophylline dan ampicillin trihydrate, pelepasan molekul air tidak menghasilkan ikatan yang baru tapi mengubah bentuk kristal molekul obat dan kecapatan disolusinya.
5. Rasemisasi
Perubahan aktivitas optik obat menurunkan aktifitas biologisnya. Reaksi rasemisasi melibatkan pembentukan ion karbonium atau carbaniom yang kemudian distabilkan oleh substituen yang ada. Contoh obat yang mengalami rasemisasi adalah epinefrin, pilocarpine, dan tetracycline.
b. Peruraian fisis
1. polimorfis
Polimorfis adalah terjadinya bentuk kristal yang berbeda-beda dari suatu senyawa yang sama.
2. penguapan
Beberapa senyawa obat dan zat tambahan mempunyai tekanan uap tinggi pada temperatur kamar. ’Flavouring agent’ seperti keton, aldehid, ester serta ’cosolvent’ seperti alkohol dapat menguap dari sediaan.
3. adsorpsi
Senyawa obat yang memiliki afinitas yang lebih besar terhadap wadah daripada dengan larutan cenderung diadsopsi oleh permukaan wadah.
4. sedimentasi partikel
Contohnya adalah sedimentasi pada sediaan suspensi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadaluarsa Obat
Kondisi obat dipengaruhi oleh bahan aktif yang terkandung di dalam obat, tempat penyimpanan, cara pemeliharaan dan jenis wadah penyimpanan obat. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi kadaluarsa obat terbagi dua, yaitu faktor yang memperlambat dan mempercepat kadaluarsa.
Faktor-faktor yang Mempercepat Kadaluarsa Obat
Faktor-faktor yang mempercepat kadaluarsa obat meliputi faktor internal yaitu proses peruraian obat itu sendiri dan karena faktor eksternal yaitu oksigen, temperatur, cahaya dan kelembapan.
1. oksigen
Contoh obat yang mengalami oksidasi adalah adrenalin, obat-obat steroid, beberapa vitamin dan antibiotik. Selain itu, ada beberapa obat yang mengalami autooksidasi seperti steroid, dimercaprol, chlorpromazine, amphotericin B, asam askorbat, cyanokobalamin, canamycin, morfin, neomycin, penicillin, hydrocortison, procaine, sulfasdiasin, tetracyclin, vitamin A, vitamin D dan isoproterenol
2. temperatur
Suhu penyimpanan obat pada umumnya adalah suhu kamar. Penyimpanan obat di dalam pendingin (kulkas) tidak dianjurkan jika tidak terdapat petunjuk. Hal ini dapat dicontohkan pada penyimapanan vaksin. Vaksin yang sensistif terhadap panas (’heat sensitive’) adalah virus polio, campak dan BCG. Vaksin polio lebih baik disimpan pada suhu dibawah 0oC, sedangkan vaksin campak lebih baik disimpan di ’refrigerator’ pada suhu 2-8oC. Vaksin yang sensitive terhadap pembekuan (’freeze sensitive’) adalah vaksin hepatitis B, DPT, TT dan DT. Vaksin yang ’heat sensitive’ akan rusak bila terpapar pada suhu panas. Sebaliknya, vaksin yang ’freeze sensitive’ akan rusak bila terpapar suhu beku. Selain itu, obat-obat yang larut dalam minyak seperti minyak ikan, sebaiknya jangan disimpan di tempat yang terlalu dingin. Insulin adalah contoh obat yang akan rusak bila ditempatkan pada ruangan dengan suhu yang panas.
3. cahaya
Obat sebaiknya tidak diletakkan pada tempat yang terkena paparan sinar matahari ataupun lampu secara langsung. Setiap obat yang berasal dari bahan biologis harus terlindung dari sinar matahari. Vaksin yang berasal dari kuman yang hidup misalnya vaksin BCG dan campak, bila terkena sinar matahari langsung maka dalam beberapa detik, vaksin akan menjadi rusak. Untuk melindunginya dari cahaya maka digunakan kemasan berwarna, misalnya ampul yang berwarna coklat disamping menggunakan kemasan luar (box). Contoh lainnya adalah Na-nitroprussid yang bila terkena cahaya maka masa kadaluarsanya hanya empat jam.
4. kelembapan
Hindari menyimpan obat di tempat yang lembab dan basah seperti kamar mandi, contohnya adalah nitrogliserin. Obat ini bekerja bila diletakkan di bawah lidah karena adanya kelembapan sehingga bila obat itu disimpan di tempat dengan kelembapan tinggi maka nitrogliserin akan cepat bereaksi dan saat hendak digunakan, dosisnya sudah tidak utuh.
Faktor-faktor yang Memperlambat Kadaluarsa Obat
1. dengan cara menghambat oksidasi
Pada sediaan parenteral, O2 disubstitusi dengan CO2 atau N2 misalnya chlorpromazin HCl dan Chlorpheniramine maleat, sedangkan pada sediaan oral, obat dikemas dalam bentuk strip (hernetic strip).
2. menambahkan antioksidan yaitu :
  • chelating agent, misalnya EDTA, asam sitrat dan asam amino
  • reduktor, misalnya asam askorbat dan sodium thiosulfat
Hal-hal yang Harus Disampaikan Kepada Dokter, Perawat dan Pasien
Hal-hal yang Disampaikan Kepada Dokter dan Perawat
  1. Dokter dan perawat harus mengetahui cara penyimpanan obat yang benar serta mengerti hal-hal yang harus dilakukan bila obat tidak layak pakai.
  2. Sebelum obat diberikan kepada pasien, obat harus diperiksa terlebih dahulu agar menghindari pemberian obat yang telah kadaluarsa.
  3. Dokter dan perawat harus mengetahui tanda-tanda obat yang mengalami kadaluarsa dan bahaya yang dapat ditimbulkan bila obat tetap digunakan.
  4. Dokter dan perawat harus memberikan edukasi kepada pasien mengenai kadaluarsa obat (tanda-tanda dan faktor-faktor yang mempengaruhi kadaluarsa obat) agar pasien mengerti dampak yang dapat ditimbulkan bila mengkonsumsi obat yang kadaluarsa.
  5. Dokter dan perawat harus tetap mengontrol obat yang diberikan kepada pasien (obat yang diresepkan kepada pasien dan dibeli di apotik).
Hal-hal yang Disampaikan Kepada Pasien
  1. Sebelum mengkonsumsi obat, pasien diharapkan memperhatikan tanggal kadaluarsa obat.
  2. Obat sebaiknya disimpan dalam kemasan yang tertutup rapat dan pada kondisi yang dianjurkan agar mutu obat tetap terjaga dan tidak mempercepat masa kadaluarsa sebab jangka waktu kadaluarsa obat akan lebih pendek apabila segel (tutup atau bungkusnya) sudah dibuka. Biasanya aturan kadaluarsa ini akan terlampir pada brosur atau leaflet di dalam kemasan obat. Ada yang 30 hari, 31 hari, satu minggu, dan satu hari terhitung sejak segel obat tersebut dibuka.
  3. Bila aturan tersebut tidak tercantum, gunakan patokan umum. Untuk obat sirup sebaiknya tidak digunakan lagi jika sudah lebih dari 30-31 hari terhitung sejak segelnya dibuka. Sedangkan untuk kaplet, kapsul, atau puyer satu hari sampai satu minggu. Dianjurkan obat-obatan disimpan di kotak/lemari obat dengan tanda khusus, misalnya palang merah agar mudah ditemukan. Lokasinya harus cukup tinggi agar tidak mudah dijangkau oleh anak-anak tapi tetap mudah dijangkau orang dewasa.
  4. Hindari kotak obat dari paparan sinar matahari ataupun tempat yang terlalu lembab. Obat dalam bentuk cair sebaiknya jangan disimpan didalam kulkas agar tidak menjadi beku kecuali bila disebutkan pada kemasan obatnya boleh disimpan dalam tempat pendingin. Jangan menyimpan obat di dalam mobil dan di saku terutama dalam jangka waktu yang lama karena perubahan suhu dapat merusak obat.
  5. Tulislah tanggal pembelian atau pertebal tanggal kadaluarsa untuk mengetahui batas aman penggunaan obat.
  6. Periksalah kotak obat itu dalam batas waktu tertentu untuk membuang obat yang kedaluarsa.
Description: Faktor yang Mempengaruhi Kadaluarsa Obat Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Faktor yang Mempengaruhi Kadaluarsa Obat

No comments:

Post a Comment