Wednesday, October 31, 2012

askep preeklamsi



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Di Indonesia preeklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hiper-tensi, edema, dan proteinui sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
 
            Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema aki-bat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan neurologis. Preeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut:
1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis.
2) Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus.
3) Penyakit ginjal.

BAB II
PEMBAHASAN


I.  TEORI PENYAKIT
A. Pengertian
            Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita sebelumnya memiliki tekanan darah normal.Pre eklamsi ialah penyakit dengan tanda-tanda Hipertensi,edema,dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.penyakit ini biasanya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan,tetapi dapat terjadi sebelumnya,misalnya pada mola hiatidosa.
hipertensi biasanya timbulnya lebih dulu dari pada tanda-tanda lain.menegakan diagnosis pre eklampsia,kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmhg atau lebih di atas yang biasa di temukan,atau mencapai 140 mmhg atau lebih.kenaikan keadan diastolik lebih dapat di percaya,apabila tekanan diastolik naik dengan 15 mmhg atau lebih,atau menjadi 90 mmhg atau lebih.maka diagnosis hipertensi dapat di buat .Menemukan tekanan darah di lakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
            Edema ialah penimbunan cairan secara umum secara umum dan berlebihan kaki,jari tangan dan muka.kenaikan BB ½ kg setiap minggu pada kehamilan masih dapat di anggap normal .tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali,hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre eklamsia.
            Proteinuria berarti konteraksi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam  atau pemeriksaan kualitatif menunjukan 1 atau 2+ atau 1 g/liter atau lebih dalam air kencing yang di keluarkan dalam kateter yang di ambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.

B. Etiologi
            Penyebab pre eklamsi dan eklamsia sampai sekarang belum di ketahui banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut,tetapi tidak ada yang dapat member menjawab yang memuaskan.teori yang dapat di terima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:(1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas,kehamilan ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa;(2)sebab bertambahnya frekunsi dengan makin tuanya kehamilan; (3)sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin yanguterus;(4)sebab jarang terjadinya eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya ;(5) sebsb timbulnya hipertensi,edema,kejang dan koma.

C. Pathofisiologi
            Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu.oleh karena itu,sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasar dari penderita eklamsia yang meninggal .Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata membawa perubahan anatomi-potologik pada alat-alat itu pada pre-eklampsia tidak banyak berbeda dari pada yang di temukamn eklampsia. Perlu di kemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik yang khas pada pre-eklampsia dan eklampsia.pendarahan,infark,nekrosis, dan trombosit pembuluh darah kecil pada penyakit inidapat di temukan dalam berbagai alat tubuh.perubahan tersbut mungkin sekslih di sebsbkan oleh vasosvasmus arteriola.penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan paktor penting pada pathogenesis kelainan-kelainan.
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.

D. Tanda dan Gejala
            Pada umumnya kejangan di dahului oleh makin memburuknya pre-eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyerikepala di daerah frontal,gangguan penglihatan,mual,keras,nyeri die p[igastrium,dan hiperrefleksia.bila keadaan ini tidak di kenal dan di obati, akan timbul kejangan;terutama pada persalinan bahaya ini besar.konvusi eklampsia di bagi mejadi 2 tingkat, yakni.
1.                  Tingkat awal atau aura. Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik.mata penderita terbuka tampa melihat,kelopak mata bergerak demikian pula tangannya,dan kepala di putar ke kanan dan kiri.
2.                  Tingkat kejangan tonik. Yang langsung kurang lebih 30 detik.dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku,wajah kalihatan kaku, tangan menggegam,dan kaki membengkok ke dalam.pernapasan berhenti dan muka menjadi sianotik,lidah dapat tergigit.

E. Manifestasi Klinis
          Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

F. Penatalaksanaan Medis
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda – tanda sedini mungkin (pre eklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi dan eklampsi.Hendaknya janin lahir hidup.Trauma pada janin seminimal mungkin

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

Diagnosa Keperawatan : Perubahan Perfusi Jaringan b.d Hipovolemia Ibu, Interupsi aliran darah
KH : mendemonstrasikan reaktivitas SSP normal pada NST : babas deselerasi lanjut; tidak ada penuruna frekuensi jantung janin pada CSP atau OCT
Intervensi dan Rasional
1. Berikan informasi mengenai pengkajian/ pencatatan gerakan janin di rumah setiap hari
            R/ penurunan aliran darah plasenta mengakibatkan penurunan pertukaran gas dan kerusakan fungsi nutrisi plasenta.
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas janin
            R/ merokok, penggunaan obat, kadar glukosa serum, bunyi lingkungan, waktu dalam sehari, dan siklus tidur bangun dari janin dapat meningkat atu menurunkan gerakan janin.
3. Evaluasi pertumbuhan janin
R/ penurunan fungsi plasenta dapat menyertai HKK, mengakibatkan IUGR  
4. Pantau DJJ secara manual atau elektronik, sesuai indikasi
            R/ mengevaluasi kesejahteraan janin.
5. Kolaborasi : bantu dengan mengkaji ukuran plasenta dengan menggunakan USG
            R/ penurunan fungsi dan ukuran plasenta dihubungkan dengan HKK

Diagnosa Keperawatan : Resiko Tinggi Ibu Cedera b.d edema/hipoksia jaringan, kejang tonuk klonik, profil darah abnormal dan/atau faktor-faktor pembekuan
Kriteria Hasil : Berpartipasi dalam tindakan, bebas dari tanda-tanda iskemia cerbral ( gangguan penglihatan, sakit kepala, perubahan pada mental )
Intervensi dan Rasional
1. Kaji adanya masalah SSP
            R/ Edema serebral dan vasokontriksi dapat di evaluasi dari masa perubahan gejala, perilaku, atau retina.
2. Kaji tanda-tanda eklamsia yang akan datang : hiperaktivitas ( 3+ sampai 4+ ) dari refleks tendon dalam, klonus pergelangan kaki, penurunan nadi dan pernapasan, nyeri epigstrik dan poliuria ( < 50 ml / jam )
            R/ Edema / vasokintriksi umum, dimanisfestasikan oleh masalah SSP berat, dan masalah ginjal, hepar, kardiovaskuler dan pernapasan, mendahului kejang.
3. Lakukan tindakan untuk menurunkan kemungkinan kejang misalnya : mempertahankan lingkunagan tenang.
            R/ Menurunkan faktor- faktor lingkungan yang dapat merangsang cerebrum dan menyebabkan kejang.
4. Kolaborasi pemberian amobarbital atau diazepam sesuai indikasi
            R/ menekan aktivitas cerebral : mempunyai efek sedatif bila kejang tidak terkontrol MgSO4

Diagnosa Keperawatan : Resti Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan b.d Intake tidak adekuat
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan diet individu, menunjukan penambahan berat badan yang tepat
Intervensi dan Rasional
1. Kaji status nutrisi Klien
            R/ membuat pedoman untuk menentukan kebutuhan diet dan pendidikan klien.
2. Berikan informasi tentang pemahaman BB normal pada kehamilan, modifikasi supaya dapat memenuhi kebutuhan klien.
            R/ klien dengan BB kurang memerlukan diet dengan kalori yang lebih tinngi
3. Berikan Informasi mengenai efek tirah baring dan penurunan aktivitas pada kebutuhan protein
            R/ menurunkan laju metabolisme selama tirah baring, dan pembatasan aktivitas menurunkan kebutuhan protein. 

KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Preeklamsi, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Preeklamsi” yang sangat berbahaya bagi kesehatan Ibu hamil. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.



Karawang, 12 Maret 2010

Pemyusun     


i

DAFTAR ISI
                               
KATAPENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................
A.    Latar Belakang................................................................................................            1         
BAB II PEMBAHASAN
I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian.................................................................................................. 2
B. Etiologi...................................................................................................... 2
C. Pathofisiologi............................................................................................. 3
D. Tanda dan Gejala....................................................................................... 3
E. Menisfestasi Klinis..................................................................................... 4
F. Penatalaksanaan Medis............................................................................... 4
II. KONSEP ASKEP
     A. Pengkajian.................................................................................................. 4
     B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 6
     C. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 6

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA



ii
 
Description: askep preeklamsi Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: askep preeklamsi

No comments:

Post a Comment