LETAKKAN POSISI HATI DENGAN BENAR
Cinta berhubungan dengan hati, itu pasti, karena di
dalam hati ada unsur keindahan, semangat dan kebahagiaan, maka 3 hal ini
ada kemungkinan besar berhubungan dengan cinta. Banyak dari kita yang
meletakkan posisi kebersamaan dan penerimaan cinta sebagai titik
tertinggi dari keindahan, semangat dan kebahagiaan. Karena itu kita
gusar, sedih, dan sengsara ketika cinta kita tidak diterima oleh sang
pujaan hati. Dan kita sangat menderita ketika kita tidak bisa memiliki
kebersamaan dengan sang kekasih tercinta. Inilah titik sentral masalah
cinta ala Layla – Qais, Roro Mendut – Pronocitro, maupun Romeo – Juliet.
Menempatkan posisi kebersamaan dan penerimaan bukan
sebagai titik tertinggi dari cinta adalah faktor terpenting yang membuat
cinta tidak akan bisa membunuh kita
. Saya selalu menempatkan posisi keindahan, semangat dan kebahagiaan
saya ketika saya bisa bermanfaat untuk orang lain, mencapai suatu
prestasi, dan bisa melakukan hal yang tidak bisa dilakukan orang lain.
Ketika banyak orang lain berlomba-lomba untuk mencintai orang lain,
bahkan dengan cinta buta, saya berusaha berdjoeang untuk mencintai diri
saya sendiri. Inilah cinta dengan logika.
Mencintai diri sendiri bukan berarti banyak tidur,
banyak santai, atau banyak rekreasi. Mencintai diri sendiri artinya:
saya harus berprestasi, saya harus berhasil dan sukses, saya harus
bermanfaat untuk orang lain, saya harus bisa membuka lapangan kerja
baru, saya harus memberi beasiswa ke banyak orang, dsb. Implikasinya
mungkin sangat berat, karena saya harus bekerja lebih keras, mengurangi
tidur, atau mendisiplinkan diri saya sendiri. Tapi itu semua saya
lakukan karena saya mencintai diri saya sendiri. Ya inilah mungkin
hakekat dari ungkapan si Maria, “Cinta adalah siksaan yang manis”. Bagi
saya, mencintai diri sendiri adalah modal penting dalam kesuksesan
mencintai orang lain.
Kebersamaan dan penerimaan bukan sesuatu yang selalu
membahagiakan saya. Kadang saya secara fisik harus meninggalkan semua
orang yang saya kasihi dan cintai. Kadang saya harus bersikap keras
kepada para pedjoeang saya, kepada sahabat saya dan bahkan kepada istri
dan anak-anak saya, sehingga sering mereka sulit memahami dan menerima
saya. Tapi itu semua saya lakukan karena cinta saya yang teramat sangat
kepada mereka, saya tidak ingin mereka gagal, saya ingin semua orang
bisa berhasil, dan memberi manfaat kepada orang lain dengan lebih baik.
Dan inilah cara saya menghembuskan ayat-ayat cinta kepada mereka
Meskipun sebenarnya ada kebersamaan dan penerimaan
cinta yang selalu saya bahagiakan dan harapkan, yaitu dari Sang Penguasa
Alam dan Pemilik Jagad Raya. Inilah koridor penting jalan cinta kita,
ingat bahwa cinta mati hanya milik Allah sang penguasa jagad raya bukan
untuk makhluk Allah.
Jadi pesan saya, wahai para pemuda, mari letakkan
posisi hati kita pada tempatnya. Cinta itu tidak akan membunuhmu,
kesalahan posisi hati itulah yang akan membunuhmu.
No comments:
Post a Comment