ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA DENGAN NANDA, NOC, NIC
A.     PENGERTIAN
Bronkopneumonia adalah peradangan pada diding bronkus
kecil disertai atelektasis daerah percabangannya.
B.     ETIOLOGI
·  
Bakteri streptokokus pneumonia, hemofilus
influenza, mycobacterium tuberculosis.
·  
Virus : RSV, adenovirus, cytomegalovirus, virus
influenza.
C.     TANDA DAN GEJALA
·  
Suhu naik mendadak sampai 40 C  kadang disertai kejang demam tinggi.
·  
Gelisah.
·  
Sesak nafas dan cyanosis sekunder hidung dan
mulut, pernafasan cuping hidung,retraksi dinding dada.
·  
Kadang disertai muntah dan diare
·  
Batuk produktif disertai dahak.
D.     PATOFISIOLOGI
Bronkopnemonia diawali dengan masuknya kuman
kejaringan paru-paru melalui saluran pernafasan dari atas u/ mencapai
bronkiolus kemudian kealveolus sekitarnya secara makroskopi.Kelainan yang
timbul berupa bercak konsulidasi yang tersebar pada dua paru. Secara mikroskopi
reaksi radang tampak meliputi dinding bronkus/bronkiolus, lumen terisi eksudat
dan sel epitel rusak, rongga alveolus sekitarnya penuh dengan neutropil dan
sedikit eksudat fibrinosa. Penyembuhan biasanya tidak sempurna, dinding bronkus
/ bronkiolus yang rusak mengalami fibrosis dan pelebaran sehingga dapat
menimbulkan bronkhiektasis.
E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
·  
Foto thorak u/ melihat adanya infeksi diparu 
·  
AGD  u/
mengetahui status kardiopulmoner b/d oksigenasi ( pa co2 menurun).
·  
HJL u/ menetapkan adanya anemia, infeksi,
biasanya leukosit meningkat 15.000- 40.000/m3, LED meningkat.
·  
Status spirometri u/ mengkaji udara yang
diinspirasi.
·  
Bronkoskopi 
·  
Biopsi paru, Kultur darah.
F.      MANAJEMEN THERAPI
·  
Bronkopneumonia berat harus rawat inap
·  
Lakukan suction.
·  
Oksigenasi yang adekuat.
·  
Cairan yg cukup (ntra vena).
·  
Diet TKTP , bila pasien sesak nafas lebih baik
personde (NGT).
·  
Bila ada asidosis koreksi dengan Na Bicnat 1
mEq/kg BB.
·  
Medikamentosa.
·  
Fisioterapi .
G.     DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d banyaknya scret mucus
- Risiko aspirasi b/d tidak efektifnya refllek menelan.
- Perfusi jaringan tidak efektif b/d kerusakan transport oksigen melalui alveolar dan atau membran kapiler
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan pemasukan b.d faktor biologis.
- Risiko infeksi b/d penurunan imunitas tubuh, prosedur invasive.
- Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga.
- Cemas anak / keluarga b / d krisis situasional, hospitalisasi RS
RENPRA BRONKOPNEMONIA
| 
No | 
Diagnosa | 
Tujuan | 
Intervensi | 
| 
1 | 
Bersihan jalan nafas tidak
  efektif b/d banyaknya scret mucus | 
Setelah dilakukan askep … jam Status respirasi: terjadi kepatenan jalan
  nafas dg KH:Pasien tidak sesak nafas, auskultasi suara paru bersih,
               tanda
  vital dbn. | 
Airway manajemenn  
·  
  Bebaskan jalan nafas dengan posisi leher
  ekstensi jika memungkinkan. 
·  
  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 
·  
  Identifikasi pasien secara actual atau
  potensial untuk membebaskan jalan nafas. 
·  
  Pasang ET jika memeungkinkan 
·  
  Lakukan terapi dada jika memungkinkan 
·  
  Keluarkan lendir dengan suction 
·  
  Asukultasi suara nafas 
·  
  Lakukan suction melalui ET 
·  
  Atur posisi untuk mengurangi dyspnea 
·  
  Monitor respirasi dan status oksigen jika
  memungkinkan  
Airway Suction  
·  
  Tentukan kebutuhan suction melalui oral atau
  tracheal 
·  
  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
  suction 
·  
  Informasikan pada keluarga tentang suction 
·  
  Masukan slang jalan afas melalui hidung untuk
  memudahkan suction  
·  
  Bila menggunakan oksigen tinggi (100% O2)
  gunakan ventilator atau rescution manual. 
·  
  Gunakan peralatan steril, sekali pakai untuk
  melakukan prosedur tracheal suction. 
·  
  Monitor status O2 pasien dan status
  hemodinamik sebelum, selama, san sesudah suction. 
·  
  Suction oropharing setelah dilakukan suction
  trachea. 
·  
  Bersihkan daerah atau area stoma trachea
  setelah dilakukan suction trachea. 
·  
  Hentikan tracheal suction dan berikan O2
  jika pasien bradicardia. 
·  
  Catat type dan jumlah sekresi dengan segera  | 
| 
2 | 
Risiko aspirasi b/d tidak
  efektifnya refllek menelan. | 
Setelah dilakukan askep … jam
  tidak terjadi aspirasi dg KH; 
·     
  Terjadi peningkatan reflek menelan 
·     
  Toleransi thdp intake oral & sekresi tanpa
  aspirasi 
·     
  Jalan nafas bersih. | 
Pencegahan aspirasi 
·     
  Cek residu sebelum pemberian M/M / NGT 
·     
  Monitor td aspirasi selama proses pemberian
  M/M ( batuk, tersedak, saliva) 
·     
  Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk,
  reflek menelan dan kemampuan menelan 
·     
  Monitor status paru dan V/S 
·     
  Berikan oxigenasi 
·     
  Kolaborasi u/ terapi okupasi 
·     
  Ajarkan pada keluarga cara memberikan M/M | 
| 
3 | 
Perfusi jaringan tidak efektif
  b/d kerusakan transport oksigen melalui alveolar dan atau membran kapiler | 
Setelah dilakukan askep … jam
  terjadi peningkatan Status sirkulasi  
Dg KH:  Perfusi jaringan adekuat, tidak ada edem
  palpebra, akral hangat, kulit tdk pucat, urin output adekuat respirasi
  normal. | 
perawatan sirkulasi : arterial insuficiency 
·  
  Lakukan penilaian secara komprehensif fungsi
  sirkulasi periper. (cek nadi priper,oedema, kapiler refil, temperatur
  ekstremitas). 
·  
  Evaluasi nadi, oedema 
·  
  Inspeksi kulit dari luka 
·  
  Palpasi anggota badan dengan lebih 
·  
  Kaji nyeri 
·  
  Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih
  rendah untuk memperbaiki sirkulasi. 
·  
  Berikan therapi antikoagulan. 
·  
  Rubah posisi pasien jika memungkinkan 
·  
  Monitor status cairan intake dan output 
·  
  Berikan makanan yang adekuat untuk menjaga
  viskositas darah | 
| 
4 | 
Ketidak seimbangan nutrisi
  kurang dari kebutuhan tubuh  b/d
  ketidak      mampuan pemasukan b.d faktor biologis | 
Setelah dilakukan askep .. jam
  terjadi peningkatan status nutrisi dg KH: 
·     
  Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat. 
·     
  Identifikasi kebutuhan nutrisi. 
·     
  Bebas dari tanda malnutrisi. | 
Managemen nutrisi 
·     
  Kaji pola makan klien 
·     
  Kaji kebiasaan makan klien dan makanan
  kesukaannya 
·     
  Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan
  intake nutrisi dan cairan 
·     
  kelaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan
  kalori dan tipe makanan yang dibutuhkan 
·     
  tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c 
·     
  monitor intake nutrisi dan kalori 
·     
  Monitor pemberian masukan cairan lewat
  parenteral. 
Nutritional terapi 
§ 
  kaji kebutuhan untuk pemasangan NGT 
§ 
  berikan makanan melalui NGT k/p 
§ 
  berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
  untuk mendukung makan 
§ 
  monitor penurunan dan peningkatan BB 
§ 
  monitor intake kalori dan gizi | 
| 
5 | 
Risiko infeksi b/d penurunan
  imunitas tubuh, prosedur invasive | 
Setelah dilakukan askep … jam
  infeksi terkontrol, status imun adekuat dg KH: 
·     
  Bebas dari tanda dangejala infeksi. 
·     
  Keluarga tahu tanda-tanda infeksi. 
·     
  Angka leukosit normal. | 
Kontrol infeksi. 
§ 
  Batasi pengunjung. 
§ 
  Bersihkan lingkungan pasien secara benar
  setiap setelah digunakan pasien. 
§ 
  Cuci tangan sebelum dan sesudah
  merawat pasien, dan ajari cuci tangan yang benar. 
§ 
  Pastikan teknik perawatan luka yang sesuai
  jika ada. 
§ 
  Tingkatkan masukkan gizi yang cukup. 
§ 
  Tingkatkan masukan cairan yang cukup. 
§ 
  Anjurkan istirahat. 
§ 
  Berikan therapi antibiotik yang sesuai, dan
   anjurkan untuk minum sesuai aturan. 
§ 
  Ajari keluarga cara
  menghindari infeksi serta tentang tanda dan gejala infeksi dan
  segera untuk melaporkan  keperawat kesehatan. 
§ 
  Pastikan penanganan aseptic semua daerah IV  
Proteksi infeksi. 
§ 
  Monitor tanda dan gejala infeksi. 
§ 
  Monitor WBC. 
§ 
  Anjurkan istirahat. 
§ 
  Ajari anggota keluarga cara-cara menghindari
  infeksi dan tanda-tanda dan gejala infeksi. 
§ 
  Batasi jumlah pengunjung. 
§ 
  Tingkatkan masukan gizi dan cairan yang
  cukup   | 
| 
5 | 
Kurang pengetahuan keluarga
  berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga | 
Setelah dilakukan askep … jam
  pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH: 
·     
  Keluarga menjelaskan   tentang  
  penyakit,   perlunya   pengobatan
           dan memahami perawatan 
·     
  Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat
  dilakukan tindakan | 
Mengajarkan proses penyakit 
·     
  Kaji pengetahuan keluarga tentang proses
  penyakit 
·     
  Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda
  gejala penyakit 
·     
  Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit
  kalau memungkinkan 
·     
  Identifikasi penyebab penyakit 
·     
  Berikan informasi pada keluarga tentang
  keadaan pasien, komplikasi penyakit. 
·     
  Diskusikan tentang pilihan therapy pada
  keluarga dan rasional therapy yang diberikan. 
·     
  Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih
  atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik. 
·     
  Jelaskan pada keluarga tentang persiapan /
  tindakan yang akan dilakukan | 
| 
6 | 
Cemas berhubungan dengan krisis
  situasional, hospitalisasi | 
Setelah dilakukan askep … jam
  kecemasan terkontrol dg KH: ekspresi wajah tenang , anak / keluarga mau
  bekerjasama dalam tindakan askep. | 
Pengurangan kecemasan 
·  
  Bina hubungan saling percaya. 
·  
  Kaji kecemasan keluarga dan identifikasi
  kecemasan pada keluarga. 
·  
  Jelaskan semua prosedur pada keluarga. 
·  
  Kaji tingkat pengetahuan dan persepsi pasien
  dari stress situasional. 
·  
  Berikan informasi factual tentang diagnosa dan
  program tindakan. 
·  
  Temani keluarga pasien untuk mengurangi
  ketakutan dan memberikan keamanan. 
·  
  Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien. 
·  
  Berikan sesuatu objek sebagai sesuatu simbol
  untuk mengurang kecemasan orangtua. 
·  
  Dengarkan keluhan keluarga. 
·  
  Ciptakan lingkungan yang nyaman. 
·  
  Alihkan perhatian keluarga untuk mnegurangi
  kecemasan keluarga. 
·  
  Bantu keluarga dalam mengambil keputusan. 
·  
  Instruksikan keluarga untuk melakukan teknik
  relaksasi.   | 
 
No comments:
Post a Comment