Thursday, October 25, 2012

LP CRONIC RENAL FAILURE


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CRONIC RENAL FAILURE

                                                                                                                            
A.   KONSEP DASAR
1.    Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan olek karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (UPF, 1994)

Gangguan  peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronik adalah perkebangan gagal ginjal yang progresif dan irreversible, yang menyebabkan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan metabolisme yang ditandai dengan penumpukan ureum dan sampah nitrogen

2.    Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626)

Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
a.    Infeksi misalnya pielonefritis kronik
b.    Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
c.    Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
d.    Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
e.    Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
f.     Penyakit metabolik misalnya
     DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
g.    Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
h.    Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra

3.    Patofisiologi
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup :
a.    Penurunan cadangan ginjal;
Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi

b.  Insufisiensi ginjal;
Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis
c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d.  Penyakit gagal ginjal stadium akhir;
Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal.
(Corwin, 1994)
 

4.    Manifestasi klinik
1)    Kardiovaskuler
o   Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
 Pitting edema (kaki, tangan, sacrum)
o   Edema periorbital
o   Friction rub pericardial
o   Pembesaran vena leher
2)  Dermatologi
o   Warna kulit abu-abu mengkilat
o   Kulit kering bersisik
o   Pruritus
o   Ekimosis
o    Kuku tipis dan rapuh
o   Rambut tipis dan kasar
3)  Pulmoner
o   Krekels
o   Sputum kental dan liat
o   Nafas dangkal
o   Pernafasan kussmaul
4) Gastrointestinal
o   Anoreksia, mual, muntah, cegukan
o   Nafas berbau ammonia
o   Ulserasi dan perdarahan mulut
o   Konstipasi dan diare
o   Perdarahan saluran cerna
5)  Neurologi
o   Tidak mampu konsentrasi
o   Kelemahan dan keletihan
o   Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran
o   Disorientasi
o   Kejang
o   Rasa panas pada telapak kaki
o   Perubahan perilaku
6)  Muskuloskeletal
o   Kram otot
o   Kekuatan otot hilang
o   Kelemahan pada tungkai
o   Fraktur tulang
o   Foot drop
7) Reproduktif
o   Amenore
o    Atrofi testekuler
(Smeltzer & Bare, 2001)


5.    Pemeriksaan Penunjang
a.    Pemeriksaan Laboratorium
o Laboratorium darah :
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)
o Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT
b.   Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis,  aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
c.   Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate
d.  Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen


6.    Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
a. Hiperkalemia
b. Perikarditis
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit tulang
(Smeltzer & Bare, 2001)

7.    Penatalaksanaan medis
a.    Dialisis (cuci darah)
b.    Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
c.    Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
d.    Transfusi darah
e.    Transplantasi ginjal

B.   KONSEP KEPERAWATAN
1.    Pengkajian
a.    Aktifitas dan Istirahat
Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur
Kelemahan otot dan tonus, penurunan ROM
b.   Sirkulasi
Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada
Peningkatan JVP, tachycardia, hipotensi orthostatic, friction rub
c.   Integritas Ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan
Menolak, cemas, takut, marah, irritable
d.   Eliminasi
Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat warna merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung


e.   Makanan/Cairan
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan
f.    Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan
Gangguan status mental,penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma
g.   Nyeri/Kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
Distraksi, gelisah
i.      Pernafasan
Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), Paroksismal Nokturnal Dyspnea (+)
Batuk produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal
j.      Keamanan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, ROM terbatas
k.    Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas
l.      Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya
(Doengoes, 2000)

2.    Diagnosa keperawatan
Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang   
    meningkat.
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan     
    udem  sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi  
    Na dan H2O.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
d.  Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi melalui alkalosis respiratorik.
e. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun.
f.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan

3.    Rencana keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang  
    meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
1) Auskultasi bunyi jantung dan paru
    R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
2) Kaji adanya hipertensi
    R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem       
            aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
3) Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya   
       (skala 0-10)
       R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
   4) Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
       R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia




b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan  
    edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi  
    Na dan H2O)
    Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan   
    dengan kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input  
    dan output
    Intervensi:
   1) Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan  
       masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
   2) Batasi masukan cairan
       R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin,  
           dan respon terhadap terapi
   3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
       R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga    
           dalam pembatasan cairan
   4) Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan   
       terutama pemasukan dan haluaran
       R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan  
    anoreksia, mual, muntah
    Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan   
    kriteria hasil: menunjukan BB stabil
    Intervensi:
    1) Awasi konsumsi makanan / cairan
       R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
    2) Perhatikan adanya mual dan muntah
       R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat    
            mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan    
            intervensi
    3) Berikan makanan sedikit tapi sering
        R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
    4) Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
        R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
   
   5) Berikan perawatan mulut sering
       R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak  
           disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan  
           makanan


DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI



Description: LP CRONIC RENAL FAILURE Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: LP CRONIC RENAL FAILURE

No comments:

Post a Comment