BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam Rencana Jangka
Panjang Nasional (RJPN) Dinas Kesehatan, pengembangandan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan dibutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tidak akan terwujud
apabilatidak didukung oleh sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi jumlahnya, danprofesional, yaitu sumber daya manusia kesehatan
yang mengikuti perkembangan IPTEK,menerapkan nilai-nilai moral dan etika
profesi yang tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode etik profesi. (Departemen Kesehatan,2009).
Menurt World Health Organization, Infark miokard atau serangan jantung koroner akibat aterosklerotik CAD merupakan kasus terbanyak. Menurut
data statistik tahun 1992 jumlah penderita penyakit jantung koroner sebanyak 16,5% dan pada tahun 2000 naik sebesar 26,4% tahun
2010 meningkat lagi sebesar 39,2% (http://infoxpress.com)
Jantung (COR) adalah
organ yang sangat penting bagi kehidupan karena berfungsi sebagai pemompa darah
ke seluruh tubuh. Walaupun banyak berisi darah, cor tidak mampu menyerap
nutrisi dari darah tersebut. Nutrisi cor disuplai oleh arteri coronaria yang
merupakan cabang pertama dari aorta ascendens. Kelainan pada arteri ini dapat
mengganggu aktivitas cor bahkan dapat mengakibatkan kerusakan pada cor
tersebut. Banyak penyakit yang menyerang
cor, berikut ini tujuh penyakit cor terpenting :
1. Penyakit
jantung koroner (penyebab 80% kematian yang disebabkan penyakit jantung)
2. Penyakit jantung akibat hipertensi (9%)
3. Penyakit jantung rernatik (2-3%)
4. Penyakit jantung kongenital (2%)
5. Endokarditis bakterialis (1-2%)
6. Penyakit jantung sifilitik (1%)
7. Cor pulmonale (1%), 8. dan lain-lain
(5%) (Santoso dan Setiawan; 2005).
Pada tahun 1997,
penyakit jantung koroner menyebabkan 466.101 kematian dan sampai saat ini tetap
merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Begitu pula di Indonesia,
diperkirakan jumlahnya akan bertambah dari tahun ke tahun. Melihat fakta tersebut,
sangat dibutuhkan untuk mengetahui kriteria diagnostik infark miokard akut agar
dapat menegakkan diagnosis dengan tepat.
Infark
Miokard adalah penyebab kematian pertama penyakit jantung di dunia.Sekitar
sepertiga dari penderita IMA meninggal dalam beberapa jam setelah terjadinya
nyeri dada, gagal jantung, atau komplikasi yang lain.Karena itu ,
tanda-tandanya dan gejalanya perlu dikenali dengan cepat, sehingga terapi dapat
segera diberikan. Seperti sebagian klien yang ada dan pernah dirawat di RSUP. PROF.
Dr. R. D. KANDOU Manado, yang di alami oleh pada Tn. L.M yang
menjadi tujuan pokok penulis sebagai bahan penelitian bagaimana cara memberikan
Asuhan Keperawatan dengan diagnose Miokard Infark Akut.
- Perjalanan penyakitnya , lebih dari 90% kasus , disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akut . Terhentinya aliran darah koroner secara mendadak pada suatu daerah di miokardium mengakibatkan kontraksi yang tidak sinkron , yang diiikuti dengan penurunan kontraksi jantung dan hilangnya kontraksi.Perubahan ini terjadi 5-10 menit pertama setelah penyumbatan.
- Untuk mendiagnosisnya maka harus diketahui riwayat nyeri dada yang bersifat hebat , berlangsung lama dan tidak dapat diatasi dengan pemakaian obat.Gejala lain adalah mual, muntah-muntah , kelemahan, pusing, keringat dingin dan jantung berdebar.
- Pada pemeriksaan biasanya pasien tampak cemas, gelisah dan tampak sakit berat.Pada pemeriksaan fisik ditemukan JVP dapat meningkat terdapat bunyi jantung keempat dan bunyi pergerseran perikardium.
- Pemeriksaan lain yang dianjurkan yaitu EKG, Radiografi, Uji laboratorium.
- Yang paling penting ialah apabila sudah merasakan nyeri dada yang hebat, maka segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : bagaimana pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. L.M
dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di ruangan ICCU RSUP
PROF Dr. R.D Kandou Manado.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan
Umum :
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemberian Asuhan Keperawatan pada
pasien Tn. L.M dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di
ruangan ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado.
1.3.2 Tujuan
Khusus :
Mengetahui Asuhan
Keperawatan MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di ruangan ICCU RSUP PROF
Dr. R.D Kandou Manado. Sebelum dan
sesudah menjalani proses pengobatan.
1.4 Manfaat
Penulisan
1.4.1
Penulis : Sebagai
prasyarat untuk mengikuti ujian akhir juga dapat menjadi bahan acuan untuk
menambah pengetahuan.
1.4.2
Institusi : Menjadi masukan bagi institusi guna menambah
Literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan.
1.4.3
Lahan Praktek : Dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan
dan
masukan
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan khususnya penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan
yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan cara
:
1.5.1
Wawancara : Wawancara
dilakukan pada klien, keluarga klien, perawat-sejawat dan dokter di ruang ICCU RSUP PROF Dr. R.D
Kandou Manado.
1.5.2
Observasi : Observasi
dilakukan pada klien selama 4 hari dengan
pengamatan langsung pada klien. Mengkaji data dari klien untuk mengetahui keadaan dan
perkembangan klien untuk mendapatkan kesimpulan tentang penerapan asuhan
keperawatan.
1.5.3
Dokumentasi : Pengumpulan
data yang berhubungan dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR. Dari
catatan medik di ruang ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado.
1.5.4
Kepustakaan : Mengunakan
literatur-literatur yang ada kaitannya dengan pasien di ruang ICCU RSUP PROF
Dr. R.D Kandou Manado.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan
teoritis yang meliputi Konsep medik dan Konsep dasar asuhan keperawatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Medik
2.1.1
Definisi
Congestif Heart
Failuere (CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme
jaringan pada keadaan tertentu (aktif maupun istirahat).
A.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patologis adanya
kelainan fungsi jantung yang mengakibatkan jantung gagal memompakan darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Broun Wald).
B.
Gagal jantung kongestif merupakan suatu sindrom klinis yang
rumit yang di tandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan
kelainan regulasi hormonal disertai dengan intoleransi aktifitas kerja fisik,
referensi dan memendeknya umur hidup.
Kegagalan fungsi jantung di atas dan
mengakibatkan respons sistemetik khusus bersifat patologik (saraf, ginjal,
hormonal) serta menampakan manifestasi klinik beberapa gejala (keluhan) dan
tanda-tanda gagal jantung.
2.1.2
Etiologi
Penyebab gagal
jantung yaitu:
A.
Infeksi pada paru-paru
B.
Demam atau sepsis
C.
Beban cairan yang berlebihan
D.
Infark jantaung berulang
E.
Aritmia
F.
Emboli paru
G.
Keadaan high output
H.
Stres emosional
I.
Hiperatensi yang tidak terkontrol
J.
Miokarditis
K.
Endokarditis
Secara umum penyebab kegagalan jantung
dikelompokan :
1.
Myocardial Disfunctions
2.
Systolic Overload
3.
Diastolic Overload
4.
Deman Overload
5.
Filling disordes
2.1.3
Patofisiologi
Patofisiologi
gagal jantung lebih dapat dimengerti dengan mempertahankan 3 komponen penting
yang berperan :
1.
Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi
daya pompa jantung
2.
Gagal jantung kongestif akibat disfungsi jantung yang
primer, sebagai respons dari bermacam-macam beban kerja yang berlebihan
(Overload).
3.
Apabila Overload ini disebabkan oleh hipertensi atau
tekanan diastolic yang meninggi akan terjadi hipertensi sel-sel jantung yang
berusaha untuk menormalkan beban pada sel otot. Overload-overload ini dapat
juga terjadi akibat hilangnya sebagian jaringan miokard yang tinggal untuk
bekerja berlebihan.
2.1.4
Manifestasi klinis
1.
Symtons / Keluhan / Gejala
a.
Dyspnea/ Ortopnea, Paroximal Noctural dyspnea, Cheyne
Stokes
b.
Fatigue and Weakness
c.
Abnominal Symtons
2.
Sign / Tanda
a.
Ringan
(Moderate) tanda (-)
b.
Berat (Severe)
tanda (+)
c.
Ronchi
d.
Edema
e.
Ascieter/
Hydrothorax
f.
Hepatomegali
g.
Ikterus
h.
Impotensi
i.
Depresi
j.
Lain-lain :
dingin, keringat, urine berkurang.
2.1.5
Penanganan Medik
ü
Prinsip
a.
Atasi faktor dasar/ Etiologi
b.
Atasi faktor pencetus
c.
Jenis penanganan
1. Farmakologik
-
Diuretik
-
Penghambat ACE : Captopril (Dexatap)
-
Digitalis : obat penguat (langoksin)
-
Lain-lain : beta blocer, dopamin, debutamin.
2. Non
Farmakologik
-
Diet
-
Pengawasan cairan
-
Aktifitas fisik
-
Rokok
-
Alkohol
-
Operasi
-
Pembatasan aktifitas.
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1.
EKG
2.
Foto Thorax
3.
Echocardiography
4.
Laboratorium
5.
Angiography.
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
A.
Identitas pasien
Nama :
Tn. H.W
Umur / Tanggal lahir :
62 Tahun/ 11-10-1948
Jenis kelamin :
Laki-laki
Agama : Kristen
Suku/Bangsa :
Minahasa/ Indonesia
Status :
Nikah
Tanggal MRS : 16-05-2011
Tanggal Pengkajian : 13-06-2011
No. Med. Rec :
27 52 70
Diagnosa Medis :
Congestif Heart Failuere
B.
Penanggung Jawab
Nama :
Ny. L.W
Umur :
65 Tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Pekerjaan :
IRT
Hubungan dengan klien :
Kakak kandung pasien
2.2.2
Keluhan utama
Sesak nafas
2.2.3
Riwayat kesehatan
A.
Riwayat kesehatan sekarang
Saat dikaji pasien mengeluh badan
terasa lemah dan sesak nafas. Selain itu pasien juga batuk-batuk, saat ini
pasien terpasang IVFD sol NaCL 0,9% dengan furosemide tablet 500 mg pada
ekstremitas kanan atas dan O2 sebanyak 2 liter/ menit.
B.
Riwayat kesehatan lalu
Dahulu oasien pernah mengalami
penyakit jantung dan pernah berobat dirumah sakit Balik Papan.
C.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga selain pasien tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit jantung.
GENOGRAM
A B
62
|
KETERANGAN :
:
perempuan :
Klien
2.2.4
Riwayat psikososial
Selama perawatan pasien selalu
bertanya-tanya pada Dokter dan Perawat tentang penyakit yang di deritanya.
Klien mengatakan kurang mengerti dengan penyakit yang dideritanya , klien
mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini, hubungan dengan keluarganya baik,
begitu juga dengan masyarakat tempat pasien tinggal.
2.2.5
Riwayat spiritual
1. Klien percaya dan taat pada agama
yang dianutnya.
2. Keluarga selalu mendukung pasien
dengan mendoakan pasien
3. Klien sebelum sakit taat beribadah
digedung Gereja pada hari Minggu.
2.2.6
Pola aktivitas sehari-hari
1.
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2.
Pola nutrisi dan metabolic
3.
Pola eliminasi
4.
Pola aktivitas
5.
Pola istirahat dan tidur
6.
Pola pengetahuan dan persepsi
7.
Pola persepsi dan konsep diri
8.
Pola hubungan dengan orang lain
9.
Pola manajemen stres
10.
Pola nilai kepercayaan
2.2.7
Pemeriksaan fisik
2.2.8
Evaluasi diagnostik
2.2.9
Therapy
aKeluhan utama : Batuk
bercampur lendir, panas
1.
Riwayat Keluhan utama : Orang tua klien mengatakan,
klien batuk-batuk sejak 3 hari dan
demam sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit. Klien mengalami demam tinggi
sehingga langsung dibawa kerumah sakit pada tanggal 11 September 2009 jam 18.00.
2.
Riwayat Kesehatan sekarang : Saat dikaji, orang tua
klien mengatakan panas klien masih tidak menentu, kadang panas dan kadang tidak,
Batuk terutama pada malam hari dan berhenti setelah klien tertidur, secret (+),
Klien tampak sesak, terpasang O2 2 ltr. Tanda - tanda vital R = 58
x/mnt, SB = 38,20C, N= 120 x/mnt.
3.
Riwayat Kesehatan dahulu
a.
Pre Natal Care : Ibu klien mengatakan waktu mengandung klien, ibu
suka makan buah-buahan. Ibu rajin memeriksakan
kehamilan pada Bidan dan ibu dapat imunisasi
TT 2x selama kehamilan dan perubahan BB ibu bertambah 5 kg.
b.
Natal Care
: Klien lahir pada kehamilan 9 bulan 12 hari, lahir
di Rumah Sakit secara normal dan ditolong oleh dokter spesialis Obstetrik Ginekologi dan bidan.
c.
Post Natal Care :
Bayi lahir tidak ada kelainan dengan berat badan 3,4 kg dan panjang 49
cm.
5.
Riwayat kesehatan keluarga : Ibu klien menderita
penyakit ISPA sekitar 2 minggu yang lalu, kakek klien dari pihak ibu memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
4.
Riwayat Imunisasi
No
|
Jenis
Imunisasi
|
Waktu
Pemberian
|
Reaksi
penyerta
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
BCG
DPT
(I, II, III)
Polio
(I, II, III, IV)
Campak
Hepatitis
B
|
Usia
1 Bulan
Usia
2 Bulan
Usia
0-11 Bulan
Usia
9 Bulan
Usia
0-7 Hari
|
Panas
Panas
Panas
|
5.
Riwayat Tumbuh kembang
a.
Pertumbuhan fisik
-
Berat badan :
3 kg
-
Tinggi / panjang badan
: 50 cm
-
Waktu tumbuh gigi
:
8 Bulan
b.
Perkembangan tiap tahap
-
Tertawa bila
diajak bermain : 4 Bulan
-
Membalikan
badan : 4 Bulan
-
Duduk sendiri : 8 Bulan
-
Merangkak : -
-
Berdiri : -
-
Berjalan : -
-
Bicara pertama kali : -
6.
Riwayat Nutrisi
a.
Pemberian ASI
-
Pertama kali pemberian :
Sejak lahir
-
Cara pemberian :
Diteteki
-
Lama pemberian :
Sampai sekarang
b.
Pemberian makanan tambahan
-
Pertama kali pemberian :
4 Bulan
-
Jenis makanan :
Bubur Sun, pisang
c.
Pola perubahan pemberian nutrisi dan cairan tiap
tahapan usia sampai saat ini
-
0-4 bulan :
ASI eksklusif
-
4-7 bulan :
Bubur sun, pisang masak
-
Saat ini :
Bubur biasa
7.
Psikososial : Reaksi klien saat marah; menangis dan
memukul, reaksi jika sedih dan takut; klien menangis dan reaksi jika gembira;
klien tertawa. Klien tinggal dengan
orang tua, ada tempat bermain, klien tidur dengan orang tua, hubungan antar keluarga
harmonis.
8.
Riwayat Spiritual
: Orang tua selalu memberikan bimbingan keagamaan pada klien.
9.
Reaksi Hospitalisasi: Klien merasa bingung dan menangis
saat masuk rumah sakit, karena klien kaget dengan situasi di RS. Orang tua klien
tampak cemas dan bertanya-tanya tentang kondisi kesehatan anaknya.
A.
Kebutuhan Sehari-hari
1.
Nutrisi
Sebelum sakit : Klien makan 3x
sehari dengan menu
bubur, kadang-kadang nasi, pisang. selera makan baik, makanan yang disukai
klien adalah pisang, klien makan dengan cara disuapin.
Saat sakit : Klien
makan 3x sehari dengan menu bubur dan telur, tetapi porsi yang dihabiskan ± 3 sendok setiap kali
pemberian, selera makan klien menurun, klien
makan degan cara disuapin, oleh dokter klien tidak diperkenankan makan makanan
yang asam - asam, keras, berminyak, dan minuman yang berkarbonasi.
2.
Cairan
Sebelum sakit : Klien minum air putih ± 4 gelas (600 cc)
/ hari dan ASI 7 kali (± 700 cc) /
hari, klien diberi ASI dengan cara diteteki secara langsung oleh ibunya.
Saat sakit :
Klien minum air putih 2-3 gelas (300-500 cc) / hari dan ASI 5 kali (± 500 cc) / hari, klien diberi ASI dengan
cara diteteki oleh ibunya.
3.
Eliminasi
Sebelum sakit : Klien BAB 2-3x sehari, dengan warna feces
kuning kecoklatan, bau khas
feces dengan konsistensi
kadang-kadang lembek, kadang-kadang
keras. Klien BAK 4-5x sehari, dengan warna bening
dan bau khas amoniak. Klien BAB dan BAK dicelana.
Saat sakit : Klien BAB 2x sehari,
dengan warna feces kuning kecoklatan, bau khas feces dengan konsistensi cair.
Klien BAK 3-4x sehari, dengan warna kuning dan
bau khas amoniak. Klien BAB dan BAK dicelana.
4.
Istirahat & Tidur
Sebelum sakit : Klien tidur malam
jam 21.00 dan
bangun pagi jam 06.00 (9 jam). Klien juga sering tidur
siang yakni dari jam 13.00 sampai jam
15.00 (2 jam). Sebelum tidur klien
biasanya minum ASI terlebih dahulu.
Saat sakit : Klien
tidur malam jam 20.00 dan bangun pagi jam 05.00 (9 jam). Klien tidur siang dari
jam 13.00 sampai jam 14.00 (1 jam). Sebelum tidur klien biasanya minum ASI
terlebih dahulu.
5.
Aktivitas
Sebelum sakit : Klien memenuhi kebutuhan melalui orang
tuanya, di rumah aktivitas klien adalah bermain (bola-bola) baik sendiri maupun
bersama orang tuanya.
Saat sakit : Klien memenuhi kebutuhannya melalui orang
tua dan tenaga-tenaga kesehatan
diruangan, karena masih sakit,
klien lebih banyak beristirahat
ditempat tidur.
6.
Personal Hygiene
Sebelum sakit : Klien mandi sekaligus cuci rambut 2x
sehari dengan mengunakan sabun dan shampoo, klien mandi di kamar mandi dengan cara
dimandikan ibunya. Klien gunting kuku ±
1x seminggu, dilakukan oleh ibunya.
Saat sakit : Klien
hanya melakukan washlap
dengan mengunakan air hangat, frekuensi 2x sehari dilakukan oleh orang
tua dengan dibantu perawat.
B.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
Lemah
Kesadaran :
Compos mentis (CM)
Vital sign : TD : Tidak dilakukan karena klien
tidak mau,
dan klien menangis-nangis.
N : 120
x/mnt
R : 58
x/mnt
SB
: 38,20C
Tinggi / panjang badan :
74 cm
Berat badan :
8,2 kg
a.
Kepala
Inspeksi
-
Bentuk kepala :
Bulat lonjong
-
Kesimetrisan :
Simetris antara frontalis, parentalis, temporalis,
dan okspitalis.
-
Warna rambut :
Hitam
-
Penyebaran :
Merata
-
Ketombe :
Tidak ada
-
Mudah rontok :
Tidak
-
Alopesia :
Tidak terdapat alopesia
-
Berbau :
Bau keringat
Palpasi
-
Benjolan pada kepala :
Tidak ada
-
Nyeri tekan :
Tidak ada
b.
Wajah
Inspeksi
-
Pergerakan wajah :
Tidak ada kekakuan
-
Ekspresi :
Meringis
-
Pigmentasi :
Tidak ada
-
Acne :
Tidak ada
-
Lesi :
Tidak ada
c.
Mata
Inspeksi
-
Pergerakan bola mata :
Tidak ada kekakuan
-
Kelopak mata :
Tidak ada pembengkakan
-
Sclera :
Tidak ada ikterus
-
Konjungtiva :
Anemis
-
Pupil :
Isokor kiri dan kanan
Fungsi penglihatan : Kiri
dan kanan baik
d.
Hidung dan Sinus
Inspeksi
-
Nasal septum :
Tidak ada kelainan / tegak lurus diantara kedua lubang hidung
-
Membrane mukosa :
Tampak merah muda
-
Obstruksi :
Tidak ada
-
Polip :
Tidak ada
Palpasi
-
Sinus frontalis :
Tidak ada nyeri tekan
-
Sinus maksilaris :
Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penciuman :
Baik
e.
Telinga
Inspeksi
-
Bentuk :
Simetris kiri dan kanan
-
Warna :
Sawo matang
-
Serumen :
Tidak terdapat serumen
-
Otorrhea :
Tidak ada cairan
-
Lesi :
Tidak ada
-
Peradangan :
Tidak ada
Palpasi
-
Nyeri tekan tulang mastoid : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Normal / baik
f.
Mulut
Inspeksi
-
Bentuk bibir :
Simetris atas bawah
-
Kondisi bibir :
Kering
-
Warna bibir :
Pucat
-
Lesi :
Tidak ada
-
Mukosa mulut :
Merah muda
-
Warna gusi :
Merah muda
-
Perdarahan pada gusi :
Tidak ada perdarahan
-
Warna gigi :
Putih
-
Carries :
Tidak ada
-
Warna lidah :
Tampak merah muda
-
Tremor :
Tidak ada
-
Beslag :
Tidak ada
-
Lesi :
Tidak ada
-
Peradangan pada tonsil :
Tidak terdapat peradangan
g.
Leher
Inspeksi
-
Warna :
Sawo matang
-
Pembesaran kelenjr tiroid : Tidak terlihat
Palpasi
-
Pembengkakan tonsil :
Tidak teraba
-
Kelenjar tiroid :
Tidak teraba
-
Kaku kuduk :
Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak terdapat kesulitan menelan
h.
Thoraks dan Paru
Inspeksi
-
Bentuk dada :
Normal chest
-
Kesimetrisan dada :
Simetris
-
Bentuk tulang belakang : Tidak ada kelainan
-
Irama pernafasan :
Reguler
-
Jenis pernafasan :
Retraksi dada
Perkusi
-
Massa dalam paru : Tidak terdapat massa
-
Paru-paru :
Tidak ada kelainan
Auskultasi
-
Bunyi nafas :
Ronchi
i.
Abdomen
Inspeksi
-
Warna :
Sawo matang
-
Karakteristik permukaan: Agak tegang
-
Lesi :
Tidak ada
Palpasi
-
Pembesaran hepar :
Tidak ada pembengkakan
-
Pembesaran limpa :
Tidak ada
-
Daerah supra pubik :
Tidak terdapat full blast Perkusi
Auskultasi
-
Peristaltik usus :
14 x/mnt
j.
Genitalia
Inspeksi
-
Kebersihan :
Cukup bersih
-
Hernia :
Tidak terdapat hernia
-
Lesi :
Tidak terdapat lesi
-
Terpasang kateter :
Tidak terpasang
k.
Rectal
-
Kebersihan :
Cukup bersih
-
Peradangan :
Tidak ada
-
Lesi :
Tidak ada
-
Haemoroid :
Tidak terdapat haemoroid
Kesulitan BAB : Tidak
l.
Ekstremitas atas
Inspeksi
-
Kesimetrisan :
Simetris kiri dan kanan
-
Keringat :
Berkeringat dingin
-
Oedema :
Tidak terdapat oedema
-
Tremor :
Tidak tremor
-
Lesi :
Terdapat lesi pada tangan kanan
-
Kekuatan pd setiap sendi: Terbatas karena terpasang
IVFD ditangan kanan
m.
Ekstremitas bawah
Inspeksi
-
Kesimetrisan :
Simetris kiri dan kanan
-
Keringat :
Berkeringat dingin
-
Oedema :
Tidak terdapat oedema
-
Tremor :
Tidak tremor
-
Lesi :
Tidak terdapat lesi
-
Kekuatan pd setiap sendi: Baik
n.
Kulit
Inspeksi
-
Warna :
Sawo matang
-
Kelembaban :
Lembab
-
Lesi :
Terdapat lesi ditempat pemasangan IVFD
Palpasi
-
Suhu :
Panas
-
Turgor :
Cepat kembali
C.
Pemeriksaan penunjang / Laboratorium , Tanggal :
12 September 2009
v
Darah lengkap
Hasil
pemeriksaan : Nilai normal :
WBC :
36.9 x 103/µl 4.0
– 10.0
Lymph :
8.0 x 103/µl 0.8
– 4.0
Mid :
8.1 x 103/µl 0.1
– 0.9
Gran :
20.8 x 103/µl 2.0
– 7.0
Lymph :
21.8% 20.0
– 40.0
Mid :
21.9% 3.0
– 9.0
Gran :
56.3% 50.0
– 70.0
HGB :
8.6 g/dl 11.0
– 16.0
RBC :
4.25 x 106/µl 3.50
– 5.50
HCT :
24.8% 37.0
– 50.0
D.
Therapy
1.
IVFD Ca. D5 ½ NS 18 gtt/mnt (mikrodrips)
2.
Cefotaxime 3 x 400mg
(iv)
3.
Dexamethason 3 x 1mg (iv)
4.
Ambroxol 30mg 3 x 1
5.
Salbutamol 2mg
6.
Pamol Syrup 3 x 1
7.
Vitaplex 1 x ½
tablet
8.
O2 2 liter
E.
Klasifikasi Data
No
|
Data
Subjektif
|
Data
Objektif
|
1.
2.
3.
4.
|
Orang
tua klien mengatakan klien masih batuk, terutama pada malam hari dan berhenti
setelah klien tertidur.
Orang
tua klien mengatakan klien masih sesak.
Orang
tua klien mengatakan klien panas dan panas klien tidak menentu, kadang panas
& kadang tidak.
Orang
tua klien mengatakan klien kurang nafsu makan.
|
-
Batuk (+)
-
Sekret (+)
-
Ronchi (+)
-
jenis pernapasan : retraksi dada
-
Tanda-tanda vital :
R
: 58x/mnt, N :
120x/mnt
SB : 38,20C
-
Bibir kering, pucat
-
Conjungtiva anemis
-
Nafsu makan menurun
-
Porsi makan tidak dihabiskan
-
KU lemah
-
Orang tua tampak cemas dan bertanya-tanya tentang
perawatan dan kondisi kesehatan klien.
|
Analisa Data
No
|
Data
/ Simptom
|
Penyebab
/ Etiologi
|
Masalah
/ Problem
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
DS
:
Orang
tua klien mengatakan klien masih batuk terutama pada malam hari, dan berhenti
setelah klien tertidur.
DO:
-
Batuk (+), Sekret (+)
-
Ronchi (+)
-
Tanda-tanda vital :
R
: 58 x/mnt
SB : 38,20C
N
: 120 x/mnt
DS
:
Orang
tua klien mengatakan anaknya masih sesak
DO:
-
Tanda-tanda vital :
R : 58 x/mnt
SB : 38,20C
R : 120 x/mnt
-
Jenis pernapasan : Retraksi dada
-
Bibir kering, pucat
-
Konjungtiva anemis
DS
:
Orang
tua klien mengatakan anaknya panas dan panas klien hilang timbul
DO:
-
Tanda-tanda vital
R
: 58 x/mnt
SB : 37,80C
N : 114 x/mnt
DS
:
Orang
tua klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan
DO:
-
Nafsu makan menurun
-
Porsi makan tidak dihabiskan
-
KU : lemah
DS
: -
DO:
Orang
tua tampak cemas dan bertanya-tanya tentang perawatan dan kondisi kesehatan
klien.
|
Invasi
virus
↓
Masuk
melalui saluran pernapasan atas
↓
Menyebar
kesaluran napas bawah
↓
Peradangan
pada bronkus dan bronkhiolus
↓
Sekresi
mucus meningkat
↓
Bersihan
jalan napas tidak efektif
Peradangan
pada bronkus dan bronkhiolus
↓
Sekresi
mucus meningkat
↓
Obstruksi
saluran napas
↓
Aliran
udara tertahan
↓
Kerusakan
pertukaran gas
Invasi
mikroorganisme pada saluran pernapasan
↓
Inflamasi
↓
Pengeluaran
zat pyrogen endogen
↓
Termoregulator
meningkat
↓
Aktivitas
metabolisme meningkat
↓
Peningkatan
suhu tubuh
Perubahan
status kesehatan
↓
Mempengaruhi
nafsu makan klien
↓
Anoreksia
↓
Resiko
kekurangan nutrisi
Terjadi
perubahan status kesehatan
↓
Merupakan
stressor psikologis bagi keluarga
↓
Keluarga
menjadi cemas
|
Bersihan
jalan napas tidak efektif
Kerusakan
pertukaran gas
Peningkatan
suhu tubuh
Resiko
kekurangan nutrisi
Kecemasan
|
2.3 Diagnosa keperawatan
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum.
2.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman
oksigen (efek obstruksi).
3.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya proses
inflamasi.
4.
Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
5.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
1.4 Perencanaan
1.5 Implementaasi
1.6 Evaluasi
No comments:
Post a Comment